Kisah Para Pemecah Rekor Renang ASEAN Para Games 2011 di Solo (3)

Sudah Punya Firasat, Lihat Wajah Anak lewat HP Heri adalah perenang lain yang berhasil memecahkan rekor. Sejak awal dia bahkan sudah punya firasat akan merebut medali emas di nomor sepesialisnya itu. Sebuah keyakinan yang begitu kuat. Riznal Faisal, Solo “Ini foto anak saya. Dia lahir pada tanggal 11-11-2011,” ujar lelaki bertubuh agak kurus itu sambil menunjukkan foto di hand phone (HP)-nya. Rupanya wajah seorang bayi lelaki yang terlihat tengah tertidur pulas. “Sampai saat ini saya belum pernah melihatnya langsung dan menggendongnya,” ujarnya terlihat sedih. Kerinduan mendekap sang buah hati kini membuncah di dada Heri. Sebab, ketika anaknya lahir, dia masih berada di Solo mengikuti pemusatan latihan untuk persiapan ajang olahraga penyandang cacat ini. Jadi, tak sempat menemani istrinya Nidia saat kelahiran putra pertamanya Gian Alaska. “Saya sempat gelisah jelang kelahiran itu. Malam itu saya tak bisa tidur,” katanya sambil menceritakan perjuangan istrinya melahirkan anak pertama mereka di kampung halamannya di Pontianak, Kalimantan. Sebab itu, tak berlebihan bila Heri merasa bahwa rekor baru dan emas ini merupakan kado terbaik atas kelahiran anaknya itu. “Ini rezeki anak saya,” ujarnya saat ditemui di mes atlet di Asrama Haji, Solo, kemarin. Heri adalah peraih medali emas sekaligus pemecah rekor renang nomor estafet 4x 100 gaya bebas putra dengan rekor 4,29 menit. Rekor lama 4,44 menit yang dipegang oleh perenang dari Thailand. Rekor itu dicetak bersama empat rekannya yang lain yaitu Agus Ngaimin, Musa dan Rahmadi. Ini bukan prestasi pertama yang diciptakan oleh Heri. Sebelumnya di event yang sama di Malaysia, Heri juga berhasil memecahkan rekor 50 meter gaya bebas yang sebelumnya dipegang oleh perenang Thailand. Rekor baru yang dicetaknya dengan waktu 29 detik, selisih satu detik dari rekor lama, 30 detik. Prestasi lain saat PON 2008, dia meraih 2 emas dan 1 perak. Yaitu di nomor 50 meter gaya bebas (emas), 200 meter gaya bebas (emas), dan 50 meter gaya kupu-kupu mendapat medali perak. Di POR Caprov (Pekan Olah Raga Penyandang Cacat Provinsi) Kalimantan 2009, dia menyabet 3 medali emas. Serangkaian prestasi itu tak didapat dengan mudah. Bungsu 7 bersaudara itu sudah terkena polio sejak berumur 10 tahun. Saat itu dia baru kelas 4 SD. Sebab itu, ketika pergi ke sekolah dia sering digendong oleh abang atau temannya. Tapi, dua tahun kemudian, ketika duduk di kelas 6 SD kebiasaan lain muncul. “Saya sering berenang sendiri ke sekolah,” kata pegawai Dispora itu mengenang. Kebetulan jalan menuju ke sekolah memang harus melewati sungai. Kebiasan itu akhirnya menjadi rahmat bagi Heri kelak. Kebiasaan itu pula yang akhirnya membawanya ke jajaran perenang andal di event penyandang cacat. Lantas apa rencananya dengan bonus Rp 40 juta yang diterima atas raihan medali itu? “Saya akan belikan sesuatu yang istimewa untuk anak dan istri saya. Apa itu? Rahasia,” ujarnya lantas tertawa. Selebihnya, uang tersebut akan ditabung dan memperbaiki rumah. (21/12/2011) Biodata Nama : Heri Tempat/Tanggal Lahir : Pontianak, 1979 Pendidikan : SMP Paket C 2001 Pekerjaan : Atlet Renang Ayah : Jhoni Ibu : Sumiati Prestasi : 1. ASEAN Para Games 2011, Solo, emas, renang 4x 400 meter gaya bebas 2. ASEAN Para Games 2009, Malaysia, emas, renang 50 meter gaya bebas 3. PON 2008, meraih 2 emas dan 1 perak. 4. POR Caprov (Pekan Olah Raga Penyandang Cacat Provinsi) Kalimantan 2009, 3 medali emas.
Categories:
Similar Videos

0 comments: